KESEMPATAN MERAIH BEASISWA YANG TIDAK AKAN AKU SIA-SIAKAN

          Pada saat berada di Malang, saya mengalami banyak sekali pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan. Pada saat saya baru menginjakkan kaki di sini, saya mengalami yang namanya "Culture Shock" saat melihat dan merasakan secara langsung suasana yang ada di Malang. Mulai dari cuacanya yang lumayan cukup dingin hingga membuat saya pada saat masih hari pertama disini jadi jatuh sakit. Mungkin itu berpengaruh karena saya sudah terbiasa dari kecil menghirup udara Malaysia yang cukup panas sekali jika dibandingkan dengan di Malang.

       Selain itu, saya juga kaget dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang Jawa yang menurut saya sangat-sangatlah ramah kepada sesama. Contohnya seperti pada saat berpapasan, walaupun tidak saling mengenal satu sama lain tetapi mereka tetap memberikan saya senyum yang sangat amat cerah. Disamping itu juga saya banyak menyukai banyak makanan-makanan disini. Yang paling saya sukai disini itu Mie Ayam, dan Nasi Bebek. Rasanya tidak pernah bosan jika makan itu terus selama 1 bulan.

       Selama saya disini, saya lumayan cukup aktif dalam beberapa ekstrakurikuler disekolah. Ekstrakurikuler yang saya ikuti seperti Paskibra, Dewan Ambalan, Badan Dakwah Islam, Koperasi Siswa, dan Karate (ekskulnya belum aktif sampai sekarang). Saya berharap dengan saya mengikuti banyak ekstrakurikuler disekolah, saya bisa untuk tidak terlalu memikirkan orang tua yang jauh disana. Dan usaha saya berhasil. Tetapi bukan berarti saya mau melupakan kedua orang tua saya, melainkan usaha itu saya lakukan demi membentuk diri saya agar dapat hidup dengan mandiri serta agar bisa menambah pengalaman dalam hidup saya.

       Membahas mengenai hidup mandiri. Saya sengaja memilih untuk mengikuti program ADEM ini tidak lain untuk melanjutkan dan menambah ilmu pengetahuan serta untuk membuat orang tua saya bangga, dan meringankan beban mereka karena saya melihat orang tua saya sudah semakin tua namun saya belum menjadi atau melakukan tindakan apa-apa untuk membantu mereka. Sedangkan adik-adik saya masih kecil-kecil semua dan pasti akan membutuhkan biaya yang lumayan banyak untuk bersekolah. Makanya saya mengambil kesempatan ini. Selain itu juga saya berfikir bahwa jika ada kesempatan untuk memperbaiki agar hidup lebih baik, mengapa tidak diambil saja?. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Cukup sekian pengalaman dari saya. Maaf jika ada kata yang tidak berkenan dihati. Kurang lebihnya saya mohon undur diri. Sekian terima kasih. (*ra)

Komentar